
AKURAT.CO, Kapolda Jawa Timur Irjen Pol Nico Afinta turun langsung memantau situasi terkini di Stadion Kanjuruhan Malang. Nico yang menggelar konferensi pers menjelaskan kronologi peristiwa memilukan itu terjadi.
Nico mengatakan antisipasi sejak awal sudah dilakukan sebelum laga Arema FC vs Persebaya tersebut. Yakni disepakati tidak boleh ada suporter Persebaya yang datang ke Kanjuruhan.
"Persebaya melaksanakan nobar di beberapa titik di Surabaya. Pertandingan dimulai pukul 20.00-23.00. Prosesnya posisi kemenangan dari Persebaya. Permasalahan terjadi setelah pertandingan yakni ada penonton yang turun dari tribun," ungkap Nico, Minggu (2/10/2022).
baca juga:
Nico melanjutkan turunnya beberapa Aremania itu dikarenakan skor akhir 2-3 dengan kemenangan di pihak Persebaya. "Selama 23 tahun Arema tidak pernah kalah di kandang (dari Persebaya) sekarang kalah di kandang sendiri. Hal itulah yg mnyebabkan penonton turun mencari pemain dan official," lanjut Nico.
Aparat kemudian melakukan upaya pencegahan dengan gas air mata karena penonton-penonton tersebut sudah menyerang aparat dan merusak fasilitas stadion.
"Kemudian mereka bubar dan menumpuk di pintu 10 dan 12. Di situlah banyak yang kekurangan oksigen," imbuh Nico.
Penyemprotan gas air mata dikatakan Nico dikarenakan penonton yang turun dari tribun dan masuk ke lapangan dan mencari pemain dan official sudah anarkis.
Dari kerusuhan tersebut Polda Jawa Timur merilis korban meninggal 127 orang. Terdiri dari 2 orang aparat polisi, 125 orang Aremania.
Nico juga menjelaskan ada 13 mobil rusak di antaranya mobil Polri. Sementara 180 orang masih proses perawatan di tiga rumah sakit di Kota dan Kabupaten Malang.
"Bahwa dari 40 ribu penonton tidak semuanya kecewa dan anarkis. Hanya sekitar 3 ribuan yang turun ke bawah," kata Nico.