
AKURAT.CO, Warung kopi yang terletak di salah satu sudut Pantai Permata, Kelurahan Pilang, Kecamatan Kademangan, Kota Probolinggo ini berbeda dengan yang lain. Warung kopi milik Sutarto ini menyajikan suguhan kopi mangrove. Saat bulan Ramadan, pengunjung bisa menikmatinya sebagai pembuka berbuka puasa.

Sutarto menuturkan, ia mulai membuat kopi mangrove sejak 2016. Kreasi itu ia beri nama 'Komang'. Setahun kemudian banyak orang mengenal kopi mangrove dan pesanan berdatangan. Ia akhirnya menjual kopi mangrove dalam kemasan.
Dibantu anaknya, warga Jl. Tangkupan Perahu, Kelurahan Pilang, ini memproduksi mulai sangrai hingga packing kopi mangrove. Sutarto menjualnya Rp 15 ribu kemasan 100 gram.
baca juga:
Kopi mangrove dibuat dari campuran bubuk kopi dan bubuk buah mangrove (Avicennia Alba). Komposisinya satu kilo kopi dicampur setengah kilo bubuk buah mangrove. "Rumusnya satu perdua,” kata pria berusia 62 tahun itu, Sabtu (25/3/2023).

Suto, panggilan akrabnya, membeberkan cara mengola buah mangrove hingga menjadi bubuk. Buah dikupas hingga dagingnya terlihat.
Setelah biji dan kulitnya dibuang, lalu dijemur di atas seng selama dua hari. Saat buah yang mulanya berwarna hijau itu berubah menghitam dan keras baru disangrai, kemudian digiling lalu dicampur dengan bubuk kopi.
Kopi bikinan Suto ini terhitung murah. Tapi manfaatnya tidak murahan. Manfaat buah mangrove di antaranya bisa menyembuhkan kolesterol, pegal linu, kecapean dan lain-lain. Bahkan, Suto menambahkan kopi mangrovenya itu dengan rempah-rempah seperti jahe, keningar, kayu manis, daun salam, dan lainnya.
Seiring berjalan waktu, keberhasilan Suto memproduksi membuat Dinas Pertanian Kota Probolinggo menyuruhnya untuk mengikuti pelatihan. Itu untuk membuat Suto lebih dalam mempelajari kaya manfaat buah mangrove.
“Sebelum meninggal, istri saya pernah membuah tepung mangrove. Tapi setelah meninggal, tidak ada yang mau meneruskan,” ujarnya.
Suto menceritakan, membuat kopi mangrove sebenarnya tidak ia disengaja. Ia menyukai tanaman mangrove dan sudah menanam serta merawat ribuan mangrove sejak 2011.
Suatu hari, seseorang mantan staf dinas pertanian mengatakan bahwa buah magrove bisa dicampur dengan bubuk kopi, kaya manfaat dan masih jarang diproduksi. "Saya akhirnya tertarik mencoba membuat kopi mangrove hingga sekarang," ujar pria kelahiran Kabupaten Jember ini.