News Jatim

Korban Meninggal Dunia Tragedi Kanjuruhan Malang Menjadi 130 Orang

Korban Meninggal Dunia Tragedi Kanjuruhan Malang Menjadi 130 Orang
Kericuhan suporter berujung tragedi di Stadion Kanjuruhan Malang. (Laily Ulinnuha )

AKURAT.CO, Kepala Dinas Kesehatan (Dinkes) Kabupaten Malang Wiyanto Wijoyo merilis lagi jumlah korban meninggal dunia pasca laga Persebaya vs Arema FC. Jumlah terkini korban meninggal dunia 130 orang, dan korban luka-luka menjadi 190 orang.

"Kami kabarkan jumlah korban terbaru yaitu meninggal dunia sebanyak 130 orang dan luka-luka 190 orang," ujar Wiyanto dalam rilis persnya, Minggu (2/10/2022).

Saat ini seluruh pihak masih melakukan identifikasi pada korban meninggal dunia. Dikatakan Wiyanto, korban meninggal dunia dikirim ke Rumah Sakit Saiful Anwar (RSSA). Hal itu untuk memudahkan proses pengambilan jenazah nantinya oleh pihak keluarga. 

baca juga:

Sementara korban luka-luka masih ditangani serius di tiga rumah sakit di Kota dan Kabupaten Malang. "Korban luka-luka masih ditangani di rumah sakit yang ada di Malang," katanya.

Menurut Wiyanto proses identifikasi membutuhkan waktu karena keterbatasan personil tim medis di semua rumah sakit. Namun, koordinasi dengan semua pihak terus dilakukan untuk memperlancar penanganan korban-korban tersebut.

Sebelumnya diberitakan akibat kerusuhan yang terjadi pasca laga Persebaya vs Arema FC di Stadion Kanjuruhan Malang, Sabtu (1/10/2022) banyak korban berjatuhan. Kebanyakan korban meninggal dunia karena kekurangan oksigen akibat berdesakan keluar di pintu gate 10 dan 12.

Kapolda Jawa Timur Irjen Pol Nico Afinta pun turun langsung ke Kabupaten Malang. Nico mengatakan, kerusuhan bermula saat sekira 3 ribu suporter masuk ke tengah lapangan mengejar pemain dan manajemen Arema karena kekalahan tim kesayangan mereka.

"Mereka ini masuk ke lapangan dan mengejar pemain dan manajemen. Kemudian anarkistis merusak fasilitas stadion. Sehingga gas air mata terpaksa ditembakkan supaya keadaan kondusif. Namun, mereka kemudian berlarian ke pintu 10 dan 12 yang di mana di sana juga terjadi penumpukkan massa," jelas Nico.