News Jatim

Pemuda Probolinggo Sukses Geluti Kerajinan Lampu Hias Paralon, Raup Untung Jelang Ramadan

Pemuda Probolinggo Sukses Geluti Kerajinan Lampu Hias Paralon, Raup Untung Jelang Ramadan
Sepasang lampu hias berbahan paralon karya Yusak dan Erwin. (Raphel Aziza)

AKURAT.CO, Yusak (31) dan Erwin (30), warga Jalan Serma Abdul Rahman, Gang 9, Randu Pangger, Kota Probolinggo, sukses menggeluti kerajinan dengan membuat lampu hias cantik berbahan paralon. Menjelang Ramadan, permintaan meningkat dan mereka berhasil meraup uang jutan rupiah dari hasil karya mereka.

Usaha yang mereka rintis semenjak empat tahun yang lalu ini berhasil mereka pasarkan melalui platfrom pasar online dan offline. Bahkan kini nama mereka berdua terkenal di berbagai instansi ternama di wilayah Kota Probolinggo maupun Kabuaten Probolinggo.

Permintaan Lampu Hias Bahan Paralon Meningkat Jelang Ramadan - Foto 1
Yusak dan Erwin tengah sibuk membuat lampu hias.

Menurut Erwin, untuk membuat satu pasang lampu hias paling cepat selama tiga jam hingga seminggu. Kadang bahkan ada yang baru terselesaikan hingga tiga minggu, tergantung tingkat kesulitan.

baca juga:

‘’Kalau yang tiga minggu ini biasanya untuk lampu gantung yang bulat besar, atau untuk miniatur masjid dan miniatur lainnya. Kan kalau untuk ukiran ayat Alquran itu harus benar – benar detail," kata Erwin, Minggu (19/3/2023).

Permintaan Lampu Hias Bahan Paralon Meningkat Jelang Ramadan - Foto 2
Lampu hias karya Yusak dan Erwin.

Erwin mengaku ide usahanya berawal dari keisengannya. Ketika melihat sisa paralon bekas dari pekerjaan ayahnya yang berprofesi sebagai tukang gali sumur, ia mencoba membuat ukiran pertamanya hanya dengan cutter dan korek api sebagai pemanasnya. Siapa sangka karya pertamanya sangat disukai oleh tetangganya.

Permintaan Lampu Hias Bahan Paralon Meningkat Jelang Ramadan - Foto 3
Salah satu karya Yusak dan Erwin.

‘’Akhirnya kita membuka showroom sendiri di rumah kita ini. Lambat laun kita menabung untuk membeli alat bor ini sebagai fasilitas penunjang," ucapnya.

Sebelumnya mereka berdua hanya memasarkan produknya ke tetangganya, kini mereka mampu menembus pasar internasional. Dengan memasarkan produknya melalui platfrom digital, produknya mampu terjual hingga ke berbagai negara.

‘’Pernah laku oleh orang Brazil, India, Singapura, dan berbagai negara lainnya. Namun kalau saat ini kita masih banyak pesanan lokal saja, karena menjelang bulan puasa ya, jadi banyak yang pesan lampu berukir lafal Al-Quran,’’ pungkasnya.

Untuk satu pasang lampu kecil, mereka mampu menjual seharga Rp 300.000 hingga Rp 800.000. Sedangakan untuk satu buah miniatur masjid, Tajmahal, Menara Condong Pisa, bisa seharga Rp 1.500.000 hingga Rp 4.000.000 untuk satu unitnya.

Untuk mengatasi banyaknya pesanan, Yusak dan Erwin ini tentu harus bekerja keras. Bahkan Yusak mengaku jika dalam sehari, dirinya hanya mampu tidur selama tiga jam saja.

‘’Ya bagaimana lagi, jika mengingat kita dahulu merintis, kita ya bingung memasarkan produk. Nah kini kita sudah memiliki nama dan rejeki kita sudah ada, ya kita jalani saja, mau tidak mau kita harus terima pesanan ini semua. Syukur alhamdulillah kita masih mampu menyelesaikan semua pesanan ini," ucap Yusak.