
AKURAT.CO, Menjelang hari raya Nyepi, warga di Kecamatan Tosari, Kabupaten Pasuruan menggelar pawai ogoh-ogoh, Selasa (21/3/2023). Ribuan warga pun antusias menyambut tradisi tahunan tersebut.
Puluhan ogoh-ogoh ditampilkan di tradisi tahunan tersebut. Selain warga di Kecamatan Tosari, banyak juga warga atau wisatawan dari luar daerah.
Diketahui, ogoh-ogoh menjadi simbolisasi unsur negatif, sifat buruk, dan kejahatan.
baca juga:
"Seru sekali, dua tahun kemarin pandemi. Tahun ini kayaknya puncaknya, jadi warga sangat antusias sekali," kata Fatimah (24), salah satu warga asal Rejoso, Kabupaten Pasuruan yang rela hadir sejak pagi.
Suparji, Ketua PHDI Kecamatan Tosari ini mengatakan, kegiatan hari ini adalah rangkaian hari raya Nyepi yang dilakukan oleh umat Hindu. Sebelumya juga ada upacara Melasti.
Menurutnya, ogoh-ogoh sendiri adalah simbol daripada sifat-sifat negatif. Yang nantinya setelah diupacarai akan dibawa ke desa-desa untuk dibakar.
"Nantinya ogoh-ogoh akan dibawa ke desa masing-masing untuk dibakar. Adalah untuk membakar sifat-sifat negatif itu," kata Parji.
Kegiatan tersebut diikuti oleh sekitar 40 ogoh-ogoh dari 8 desa di Kecamatan Tosari.
"Kebetulan ogoh-ogoh sebelumnya dilarang, jadi hari ini anak-anak muda melampiaskan kebahagiaannya," ujarnya.
Sementara itu, Wakil Gubernur, Emil Elistianto Dardak yang juga ikut hadir dalam kegiatan itu mengatakan, pawai ogoh-ogoh di Kecamatan Tosari ini adalah kebersamaan dan kreatifitas warga. Dan salah satu bagian upaya untuk memperingati hari raya Nyepi.
"Mewakili Pemerintah Jawa Timur, saya merasa bahagia karena warga bisa memperingati kembali setelah sebelumnya Covid-19," tutur Emil.
Ia juga menjelaskan, pawai ogoh-ogoh ini adalah aset yang sangat luar biasa. Gerakan-gerakan ogoh-ogoh yang ditampilkan oleh anak-anak muda adalah kreatifitas luar biasa.
"Ini bisa jadi aset festival, budayanya dan juga alamnya," ujarnya.